Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama instansi terkait usai mengadakan Rapat Koordinasi Darurat di Aula Rempeg Jogopati. Rapat tersebut membahas langkah strategis untuk menangani maraknya kenakalan dan kekerasan remaja yang semakin mengkhawatirkan di wilayah Banyuwangi, Minggu lalu (5/1/2025)
Disisi lain, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Banyuwangi, M. sodiq mengungkapkan pentingnya sinergi antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini.
“Pendidikan anak-anak, termasuk remaja, adalah tanggung jawab bersama. Orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus bersatu padu dalam memberi pengawasan dan pembinaan,” ujarnya, Rabu (08/01/2025).
Menurutnya, upaya pembentukan karakter siswa di sekolah sudah dilakukan melalui berbagai kegiatan rutin. Namun, penguatan-penguatan tambahan masih diperlukan, terutama untuk anak-anak yang sering melanggar aturan. Salah satu contohnya adalah kegiatan di SMP Negeri 1 Banyuwangi, di mana sekitar 60 siswa mengikuti pembinaan khusus oleh Binmas dari polresta Banyuwangi terkait bahaya kenakalan remaja.
“Keterlibatan banyak elemen, termasuk penegak hukum, sangat penting. Ketika anak-anak mendengar langsung dari berbagai pihak, mereka akan lebih memahami dampak buruk dari kenakalan remaja. Kolaborasi antara guru, orang tua, polisi, dan masyarakat menjadi kunci utama,” tambahnya.
Kata sodiq, pentingnya pengawasan ketat oleh orang dewasa, baik di lingkungan rumah maupun sekolah dan memberikan pembinaan secara berkala, baik melalui pengarahan maupun pengawasan intensif, harus dilakukan untuk mencegah kejadian yang lebih parah seperti kasus penganiayaan oleh senior di salah satu pondok di Alasbuluh beberapa waktu lalu.
“Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa mencegah permasalahan ini berkembang menjadi kebiasaan buruk yang membahayakan masa depan generasi muda,” pungkasnya.