Banyuwangi – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025 yang berlangsung meriah di sepanjang Jalan A. Yani tidak hanya menjadi panggung seni dan budaya, namun juga menghadirkan dinamika sosial yang menarik. Di tengah hiruk-pikuk ribuan penonton yang memadati ruas jalan, tampak sejumlah pemulung yang dengan tekun menjalankan aktivitasnya, memungut sampah-sampah plastik dan botol bekas yang berserakan.
Salah seorang pemulung yang mengenakan kaus merah dan topi lusuh terlihat sibuk memilah sampah ke dalam karung besar miliknya. Dengan penuh ketelitian, ia mengumpulkan botol-botol plastik bekas minuman yang ditinggalkan oleh penonton di sekitar lokasi acara.
“Kalau ada acara besar seperti ini, biasanya hasil yang saya dapatkan lebih banyak dari hari-hari biasa,” ujarnya singkat sembari terus memunguti sampah yang ada di jalan. Meskipun berada di tengah keramaian dan sorotan publik, para pemulung ini bekerja dalam diam, menjadi bagian dari roda ekonomi informal yang tetap bergerak meski tanpa gemerlap sorotan.
Kehadiran mereka menunjukkan bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki peran masing-masing dalam perhelatan besar seperti BEC. Di saat banyak pihak menikmati hiburan dan keindahan budaya, para pemulung berperan menjaga kebersihan lingkungan sekaligus mengais rezeki dari limbah yang dihasilkan.
Peran pemulung dalam momen ini patut diapresiasi. Di balik kemegahan karnaval, terdapat kerja keras yang sering luput dari perhatian. Mereka adalah potret ketekunan dan keuletan dalam menghadapi kerasnya kehidupan, sekaligus pengingat bahwa di balik pesta rakyat, terdapat realitas sosial yang tetap berjalan.